salam

selamat datang ke blog saya , tulisan-tulisan kecil seputar manusia dalam dunia kerja , pendidikan dan keluarga dapat anda ikuti di blog ini. semoga bermanfaat buat para pembaca

Jumat, 25 November 2011

BERBEDA ITU INDAH

BERBEDA ITU INDAH
By Nur Janah Nitura




Penciptaan Adam dan Hawa oleh Sang Maha Pencipta sejatinya merupakan pelajaran pertama dari Sang Khaliq kepada mahluq-Nya bahwa hidup di muka bumi adalah sebuah perjalanan, perjuangan yang hanya dapat ditempuh dengan mensinergikan perbedaan (dalam hal ini pelajaran pertama : perbedaan jender yaitu laki-laki dan perempuan). Pelajaran kedua yaitu perbedaan antara si kuat dan si lemah dalam hal ini adalah pertikaian Qabil dan Habil dalam memperebutkan saudara kembar yang lebih cantik untuk dipersunting.
Semakin bertambah jumlah anak cucu adam yang oleh karena geografis, pola makan, gaya hidup dan faktor komplek lainnya membuat perbedaan inii semakin tajam dengan adanya perbedaan warna kulit, anatomi tubuh (gemuk-kurus, tinggi-pendek, mancung-pesek, rambut keriting – rambut lurus, mata hitam-mata coklat/biru/abu-abu dll) , suku bangsa, agama dan kepercayaan, status sosial ekonomi dan banyak lagi. Manusia yang memiliki semangat eros (konstruktif, positif, pemberdayaan) serta semangat thanatos (destruktif, negatif, pemerdayaan) menghadirkan dua kutup (bipolar) yang tarik ulur dalam jiwanya yang dalam.
Ketika semangat eros muncul, manusia akan menjadikan perbedaan sebagai hikmah yang membuatnya menghargai satu sama lain, mampu melihat-mendengar-merasakan bahwa perbedaan itu manusiawi dan bukan tolok ukur superioritas-inferioritas manusia. Sehingga dalam bingkai eros manusia akan mentransformasikan perbedaan menjadi energi positif untuk membangun , memberdayakan dan selanjutnya menghasilkan kreativitas yang dahsyat untuk meningkatkan marwah kemanusiaannya.
Ketika semangat thanatos muncul, manusia akan menjadikan perbedaan sebagai faktor untuk mendongkrak egoisme pribadi maupun kelompok dengan menyipitkan mata dan mengeryitkan dahi serta menyuarakan sumpah serapah bahwa ‘ akulah yang terbaik’ . sehingga dalam bingkai thanatos manusia akan mengambil perbedaan sebagai modal untuk menghakimi yang lain, mengeluarkan segenap energi negatifnya dalam bentuk kekerasan baik verbal, maupun behavioral. Dan apabila hal ini dibiarkan justru akan mengkristalkan sebuah kekuatan negatif yang menjatuhkan marwah manusia dalam status kehewanan.
Beberapa kasus yang terjadi antara lain kekerasan dalam rumah tangga justru muncul karena kurangnya mampu menyikapi perbedaan ini secara arif (laki-laki & perempuan, anak-anak & orang dewasa, anak & orang tua, suami & istri) . selain itu bentuk kekerasan lainnya di level publik seperti kekerasan antar ras (suku A & suku B ) yang tercetus dalam bentuk verbal (misal lelucon yang sarkastis) maupun tindak kekerasan secara nyata (tawuran antar kampung, antar suku, antar agama dll).
Adalah hal yang sangat indah apabila kita mampu menyandingkan perbedaan ini secara sinergis. Duduk semeja dengan saudara-saudara kita dari berbagai negara untuk mendiskusikan masa depan bumi yang kita cintai bersama. Lihatlah di meja itu hadir : si kulit putih, kulit kuning, kulit coklat bahkan kulit hitam. Dengarlah dialek mereka : dialek Eropa, Amerika, China, Jepang, Indonesia, Arab dll). Lihatlah ketika menjelang makan tiba mereka berdoa dengan cara menurut agama & kepercayaan masing-masing. Namun mereka dapat mensinergikan itu semua dan menghasilkan sebuah pemikiran dan langkah positif untuk masa depan bumi dan masa depan spesies manusia.
Adalah hal yang sangat indah apabila kita mampu menyandingkan perbedaan ini secara sinergis. Mari kita intip beberapa pelajar di salah satu SMA yang sedang rapat OSIS ! Duduk semeja dan setara antara pelajar laki-laki dan perempuan. Mereka sama-sama pengurus Osis yang sedang membicarakan program Osis untuk mendukung anggota sukses dalam menghadapi Ujian Nasional. Diskusi semeja dan mengalir ide-ide cemerlang. Mereka sama sekali tak mempedulikan apakah Badu itu laki-laki dan Maryam perempuan ; Jack dari Aceh, Joko dari Jawa, Jonas dari Tapanuli dll ; Siti yang beragama Islam, Dharma yang bergama Budha dll. Bagi pelajar ini perbedaan adalah sesuatu yang manusiawi dan mereka mensyukuri dengan segenap semangat Eros nya. Perbedaan telah membuat mereka mampu menghasilkan energi kreatif untuk masa depan mereka. Semoga perilaku pelajar ini membawa pelajaran berharga bagi para seniornya yang lebih dewasa. Ternyata berbeda itu asyik dan indah 