salam

selamat datang ke blog saya , tulisan-tulisan kecil seputar manusia dalam dunia kerja , pendidikan dan keluarga dapat anda ikuti di blog ini. semoga bermanfaat buat para pembaca

Minggu, 11 September 2016

QURBAN CINTA ( Sebuah Cerpen oleh Nur Janah AlSharafi)

  

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik  (Surat Al Hajj Ayat 33)


Qurban bukan hanya urusan memotong hewan dan membagikannya pada yang berhak, namun bagi Nisfu ternyata Qurban adalah ikatan senyawa kimia yang erat yang terdiri dari berbagai elemen pengalaman hidup seperti Ibadah Qurban itu sendiri , politik, keikhlasan dan mungkin juga cinta . Nisfu adalah calon Bupati yang akan diusung oleh 3 partai besar yang memiliki jumlah kursi sangat signifikan di DPRK . Berita terakhir bahwa ia menempati urutan teratas Survey kandidat dengan prosentase spektakuler sebesar 67 %.
            Berbeda dengan kandidat lainnya , Nisfu adalah sosok politisi sejati. Sejak usia 19 tahun ia telah terjun di politik. Ayahnya merupakan tokoh penting di Partai UNGU sehingga Nisfu memang sejak kecil telah terbiasa dengan aroma dapur & pasar politik. Nisfu bahkan tahu persis bagaimana menggoreng, memanggang, mengukus hingga menghidangkan sepiring menu politik untuk konsumsi publik maupun konsumsi internal partai.
            “Ayah, ijinkan putramu ini menjadi seorang arsitek” demikian pinta Nisfu pada ayahnya ketika ia tamat SMA. Namun dengan tegas sanga ayah menolak permintaannya dan memintanya untuk masuk ke Fakultas Ilmu Sosial & Politik dan memilih jurusan Ilmu Politik.  Cita dan angan Nisfu memang kuat, namun cita & angan tersebut sepertinya langsung lumer mencair ketika berhadapan dengan api panas kekuatan impian sang ayah. “Nisfu, ayahmu itu terlalu wibawa & hebat sehingga kita kita yang muda ini memang langsung tiarap jika berhadapan dengannya” demikian Dedy sahabatnya mengomentari kejadian tersebut.
            Nisfu pun melangkah dengan sepatu politik yang kuat. Tak tangung tanggung, sepatu politiknya bahkan telah didisain paripurna oleh sang ayah beserta tim nya untuk dapat melangkah, berlari, menendang, menapaki setiap jejak politik selama 3 dasawarsa. “ Saat ini ayah masih diberi umur, ayahmu ini arsitek politik. Disainer kekuasan yang belum ada tandingan di kawasan kita ini” ungkap ayah Nisfu dengan bangga & sedikit sombong.  Ayahnya telah menyiapkan disain perjalanan politik Nisfu putra mahkotanya sejak ‘jabang bayi’ politik hingga 3 dasawarsa ke depan. Nisfu selalu berkonsultasi tentang perjalanan politiknya kepada sang maestro politik yaitu ayahandanya.
            Tahun ini adalah tahun yang khusus. Mengapa khusus ? Tahun ini Nisfu resmi dicalonkan oleh partainya & 2 partai besar lainnya untuk dicalonkan sebagai Bupati Kepala Daerah Kabupaten Mentimun. Tahun ini pula usianya genap 30 tahun. Ada yang mengganjal memang karena sang calon Bupati yang muda ini masih jomblo. Namun sudahlah urusan jomblo itu kan urusan jodoh yang mungkin belum diberi oleh yang Maha Kuasa. 11 tahun ia berkarir di politik, bahkan terakhir ia duduk sebagai anggota DPRK ia bahkan tak terpikir tentang jodoh . Tahun ini adalah tahun khusus karena bertemu Mirna, mahasiswi Ilmu Komunikasi yang sedang magang di DPRK. Mirna berbeda dengan banyak perempuan lainnya yang telah ia kenal. Mirna, gadis yang shalehah, pintar dan punya jiwa seni yang kuat.  Entah mengapa hati Nisfu merasa sejuk dan merinding begitu mendengar alunan qira’ah Mirna. Setiap dialog pun ia merasa nyambung dan hatinya tiba-tiba berwarna warni.
“Mirna, boleh Bapak tanya pendapatmu?” tanya Nisfu.  Dalog panjang dijuntai tentang pendapat Mirna jika ia terima amanah partai dan 2 partai lainnya untuk mencalonkan diri sebagai Bupati. Mirna membahas panjang lebar dari sisi agama maupun keilmuan. Bahkan Nisfu seperti disengat listrik ketika Mirna bertanya apakah ia sudah memohon petunjuk Allah swt dengan melakukan shalat istikharah. Terus terang  Nisfu memang rajin shalat, rajin puasa , rajin zakat infaq dan shodaqoh. Namun tentang shalat istikharah ia benar-benar lalai. Nisfu malu hati, selama ini ia terlalu pede dengan apa yang akan menjadi keputusannya. Bukankah skenario Allah swt tentang kehidupan sang hamba adalah skenario terbaik. Nisfu menunduk  di hadapan sang rabb, ia begitu mengagungkan skenario 3 dasawarsa yang dibuat sang maestro politik yaitu ayahandanya tercinta. Ia melupakan begitu saja skenario sang pemberi hidup & kehidupan. Mirna, adalah bidadari kecil yang dikirim sang Khaliq dari syurga untuk menjadi pencerah hidupnya.
“ Mirna, minggu depan Idul Adha menurutmu kemana sapi qurban Bapak sebaiknya disalurkan ?” tanya Wisnu layaknya bertanya pada seorang penasehat pribadi.  Mirna bercerita tentang desa binaannya  nun jauh di kecamatan terjauh kabupaten tersebut.  Awalnya Nisfu berkecamuk hendak menolak karena kecamatan itu bukanlah dapil nya. Sifat egoisme  versus altruisme nya berperang layaknya pandawa dan kurawa. Pandawa menang, altruisme[1] Nisfu menang sehingga ia memilih berQurban di desa Sari kecamatan Ujong Angin.
10 Dzulhijjah 1437 H, Qurban seekor Sapi di desa Sari kecamatan Ujong Angin. Biasanya Mirna dkk komunitasnya selama 2 tahun sebelumnya hanya mampu membawa seekor kambing kesana pada idul adha. Saat ini  masyarakat desa senyumnya lebih cerah. Rasa syukur pada Allah swt atas segala rahmat dan karunia yang didapatkan.  Suara takbir berkumandang, saling bersalaman dan memohon maaf. Qurban penuh cinta & keikhlasan dari seorang hamba . Ada senyum di bibir Mirna , ada senyum di bibir pak Nisfu. Sama-sama penuh doa & zikir dari mereka berdua, segenap rekan-rekan Mirna, segenap rombongan dan tentu seluruh penduduk desa. Desa sari semakin indah, ketika daging kurban mulai dibagikan dan di masak di belanga penduduk desa. Ada secercah harap di sudut hati Nisfu yang paling dalam..........diakah bidadariku ya Allah?

(10 Dzulhijjah 1437 H  , desa Batoh)






[1] Altruisme adalah lawan dari egoisme. Orang yang altruistis memiliki sifat peduli  dan mau menolong orang lain meskipun tidak ada keuntungan yang ditawarkan  atau tidak ada harapan bahwa ia akan mendapatkan suatu keuntungan (Myers, DG , 2010)