salam

selamat datang ke blog saya , tulisan-tulisan kecil seputar manusia dalam dunia kerja , pendidikan dan keluarga dapat anda ikuti di blog ini. semoga bermanfaat buat para pembaca

Jumat, 28 Oktober 2016

Sepucuk Surat buat Diaz (Sebuah Cerpen oleh Nur Janah Al-Sharafi)


 Diaz,
Memandang jiwamu seperti memandang sebentang sutra indah yang lembut dan hangat. Jiwamu senantiasa melahirkan segudang ide ide cerah dan mencerahkan. Ada saja cuilan makna pada setiap candamu, belum lagi cuilan satire cantik yang sama sekali tetap terasa sejuk. Aku tak tahu apakah kamu itu malaikat atau sosok limited edition yang diciptakan sang Khaliq untuk menyirami gersangnya kehidupan fana ini.
Mendengar suaramu seperti menggelar sejumlah nada indah yang dijejer halus dalam sebuah maha karya symphoni sang maestro. Selalu saja ada nada nada renyah di setiap tawamu, meski kadang tawamu bulat menggetar namun tetap saja indah menggelitik setiap rambut halus gendang telingaku. Aku benar-benar makin bertanda tanya, apakah dirimu adalah sang vokalis surga yang dikirim turba ke bumi yang makin sumbang ini.
Mencium baumu seperti mecium ekstrak kembang terwangi yang pernah aku cium aromanya sejak aku lahir. Wangimu penuh misteri paduan bunga meulu, jeumpa, seulanga atau setanggi yang semerbak. Wangimu benar-benar mampu menjejerkan selaksa aroma yang tertata rapi hasilkan aroma baru yang mampu menyihir pesona.
Mungkin menyentuh kulitmu juga akan mampu hasilkan sejumlah kata indah yang belum tentu mampu mewakili keindahan dan kelembutanmu. Meski itu hanya mimpiku, cukuplah kupandang potret masa lalumu yang akan mewakilimu.

Diaz,
Ini aku, pemuja sejatimu sejak dulu. Sejak kau bau kencur hingga mungkin aku mau masuk kubur. Aku tak pernah berpikir mencari penggantimu, karena bagiku kau adalah karya dan anugerah sang khaliq yang teristimewa dan yang pernah kutemui. Setiap mengingatmu selalu hadirkan epifani[1] dalam jiwaku.
Ini aku, laki-laki jalang yang tak pandai bersyukur pernah terpatri di pualam hatimu yang indah. Laki-laki tamak, yang dulu tak mengerti betapa dirimu adalah sejatinya bidadari.
Ini aku , yang kini Cuma bisa menghadirkan bayang masa lalu ketika kita tertawa bersama. Tahukah kau Diaz ? Aku telah membingkai bayang masa lalu itu dalam sebuah bingkai emas di hatiku. Bingkai itu tak pernah lapuk oleh hujan dan tak pernah lekang oleh panas. Bingkai masa lalu itu memang kupatri dengan kemurnian emas 24 karat.
Ini aku yang menyintaimu secara hakiki, cinta tanpa harus memiliki. Sejatinya cinta yang kurajut dengan benang ikhlas dan putihnya ketulusan.
Diaz,
Terima kasih kau telah bersedia meluangkan waktumu untuk membaca suratku. Aku pasrah entah kau tertawakan atau kau campakkan kertas surat ini. Itu semua kuserahkan padamu. Jelasnya aku telah puas , kau telah tahu dan paham isi hatiku
Terima kasih Diaz, kau makin tumbuh jadi sejatinya bidadari. Jujur Diaz, suatu saat di kehidupan kekal sana bolehkah aku bertetangga saja denganmu (agar setiap hari aku dapat memandang hijabmu, dan mendengar lantunan merdu tilawahmu dari sudut jendela rumahku).

Wassalam
Casablanca,  15 oktober 2016
Aku yang selalu menyintai & mengagumimu
(Mochammad Oktario)
..............................................................................................
Diaz menghela nafas membaca surat tersebut. Surat yang dikirim dari Casablanca Maroko 20 Oktober yang lalu via jasa Pos. Entah darimana Okta, sahabatnya semasa SMP dulu tahu alamatnya. Sedang asyik dalam ragu yang makin membumbung masuklah pesan WA bertubi-tubi. Diaz coba membukanya, WA Group SMP nya tertera 20 pesan yang belum dibaca
‘Telah berpulang ke rahmatullah, sahabat kita Mochamad Octario tadi pagi jam 09.00 Waktu Maroko. Jenazah akan dikebumikan di Casablanca sesuai pesan almarhum. Mohon doa segenap sahabat agar almarhum husnul khatimah dan diterima disisi Allah swt’
‘Ybs adalah salah satu Seniman Lukis yang sukses di negeri orang , tidak meninggalkan keluarga karena hingga saat terakhir hidupnya ybs berstatus lajang’
‘Inna lilahi wainna ilaihi raji’un, al fatihah buat almarhum’
‘Kami sekeluarga ikut berduka cita, semoga almarhum diterima disisi Allah swt’
Dan masih banyak pesan WA lain yang isinya senada. Diaz berwudhu, Diaz shalat dan berdoa untuk sahabat kecilnya dulu Almarhum Mochammad Oktario. Diaz tak menyangka kalau Okta menyimpan cinta, cinta sejati dibawa mati. Al Fatihah
Batoh, 28 Oktober 2016  (Jam 23.05)





[1] Epifani = peristiwa istimewa dalam kehidupan seseorang yang memiliki pengaruh yang biasanya positif