salam

selamat datang ke blog saya , tulisan-tulisan kecil seputar manusia dalam dunia kerja , pendidikan dan keluarga dapat anda ikuti di blog ini. semoga bermanfaat buat para pembaca

Jumat, 09 Desember 2011

BERPIKIR LATERAL ?


BERPIKIR  LATERAL   ?
( by Nur Janah Nitura)


Lulus sebagai wisudawan terbaik, apalagi dibumbui dengan predikat yang amat membanggakan ”cum laude”  ternyata belum tentu membawa berkah.  ”Siti”. Mahasiswi sebuah fakultas bergengsi di universitas negeri dan lulus cum laude lebih kurang 4 tahun yang lalu , hingga kini masih nganggur setelah sebelumnya pernah dikontrak 1 tahun oleh sebuah NGO. Siti melayangkan suratnya ke rubrik (note : penulis pernah mengasuh rubrik Balee Psikologi di Harian Aceh tahun 2008)  ini dan menulis .................otak saya seolah beku, saya tak tahu harus berbuat apa. Setelah setahun saya dikontrak sebuah NGO , 2 tahun ini saya total nganggur. Mendaftar sebagai CPNS sudah saya lakukan sejak tahun pertama kelulusan saya. Namun nampaknya dewi fortuna tak berpihak kepada saya. Kini saya total nganggur dan tak tahu harus berbuat apa.
Siti menceritakan hari-harinya dia isi dengan duduk didepan komputer, jalan-jalan ke rumah teman di sore hari. Dan selebihnya ia memang tak punya aktivitas apa-apa. Melamar kerja dia lakukan namun blum rejeki katanya. Bagi anak muda yang berotak cemerlang seperti Siti, sungguh hal ini menjadi sebuah hambatan yang amat besar. Kebiasaan sejak dini yang mengkondisikan anak untuk berpikir convergent (satu arah), hanya mengandalkan otak kiri, logik, vertikal, fokus dan akurat ternyata membuat individu kurang berani untuk berpikir apalagi berperilaku keluar dari ’kotak belenggu kebiasaan”  (out of the box thinking),  Membiasakan diri untuk berpikir banyak arah (divergent thinking) , lateral (ke samping) , kreatif dan imajinatif ternyata mampu memberikan kontribusi optimal pada perkembangan seseorang. Individu yang terbiasa berpikir lateral akan mampu menghasilkan banyak alternatif dalam mengatasi persoalan. Individu ini juga akan lebih optimistik dan positif dalam menatap masa depan. Jelasnya sosok ini lebih optimistik dalam menghadapi masa depan.
Saya bu benar-benar bingung bahkan ketika ada rekan yang mengajak saya coba-coba memulai sebuah bisnis. Saya terlalu khawatir dan cemas dengan setiap langkah keputusan yang saya ambil.........begitu tulis Siti berikutnya.  Siti........membayangkan akhir dari sebuah langkah termasuk usaha, merupakan suatu kunci yang ditawarkan kepada kita agar kita termasuk orang-orang yang efektif. Nah.......coba Siti bayangkan ke depan jika Siti hendak memutuskan suatu langkah baru. Apalagi jika langkah tersebut belum pernah diambil sama sekali. Siti......saya meminjam  pendapat Koestler tentang bisosiative thinking , jika kita hendak mencari langkah atau jawaban terhadap suatu persoalan di bidang A dan belum ketemu juga jawabannya. Cobalah loncat sejenak ke bidang lain, disitulah anda akan menemukan jawabannya. Cobalah untuk magang, tolok banding dengan pebisnis yang  mulai sukses atau magang langsung sebagai pebisnis pemula. Suatu saat insyaAllah Siti akan lebih matang dan siap dalam mengambil keputusan. Tuliskan beberapa alternatif kegiatan yang mungkin Siti tempuh..tuliskan pula plus dan minusnya....... mulailah dari sekarang. Memulai memang jauh lebih sulit daripada melanjutkan. Namun jika tidak dimulai tentu kita tak akan pernah bisa sampai tujuan. Kata orang bijak.........a journey of thousand island begin with a single step (perjalanan menempuh ribuan pulau dimulai dengan sebuah langkah kecil). Bagaimana Siti ? Selamat mencoba!!  Wassalam   - Nur Janah Nitura

Surat dari Siti  (nama telah disamarkan) , yang berdomisili di kawasan Banda Aceh)
tulisan ini pernah dimuat di Harian Aceh, November 2008
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar