salam

selamat datang ke blog saya , tulisan-tulisan kecil seputar manusia dalam dunia kerja , pendidikan dan keluarga dapat anda ikuti di blog ini. semoga bermanfaat buat para pembaca

Senin, 20 Juli 2015

SPEAKER




            Di hari yang fitri ini aku ingin bicara jujur , blak-blakan apa adanya tentang apa yang kupikirkan, kurasakan dan kulakukan. Meski aku hanya bisa diam, namun sesangguhnya aku catat seluruh denyut jantung peristiwa yang aku alami dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari bahkan hingga tahun ke tahun. Kalian tak mungkin bisa membaca catatanku, karena catatanku begitu abstrak dan sulit untuk kalian cerna dan baca. Oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini ijinkan aku jujur apa adanya , katakan yang sebenarnya, sehingga kalian semua benar-benar memahami posisiku.
            Entah berapa kau beli aku dari ribuan hingga puluhan juta, tergantung dari merek, pabrik dan kualitas bahan yang digunakan untuk membangun jati diriku. Aku bahkan tak peduli siapa, dimana dan dengan apa aku diproduksi. Sejatinya sejak awal aku diproduksi untuk tujuan kebaikan, untuk mempermudah hidup kalian dan untuk berbagi kedamaian , kebahagiaan meski sesekali berbagi duka dan air mata. Posisiku sudah tertera di cetak biru, aku tak bisa mengelak dan memilih. Aku benar-benar dalam posisi pasrah, meski jangan kalian vonis aku sebagai sosok tak berdaya. Aku tak mau divonis seperti itu. Aku justru ceritakan semua ini, karena aku ingin menunjukkan pada kalian semua bahwa aku sesungguhnya “berdaya”.
            Dalam bentuk kecil, aku sering membantu dua insan yang sedang jatuh cinta. Berbagi suka, menebar asmara hingga keduanya benar-benar ideal sampai ke singgasana perkawinan. Ketika kupingnya memanas akibat ponsel, aku diraih, disambungkan dan bermenit-menit bahkan berjam-jam mereka berdua bebas mengekspresikan rasa. Pipiku kadang kemerahan menahan malu dan suka jika mendengar kata-kata mereka berdua. Hati mereka berbunga, akupun ikut berbunga. Perasaan mereka melambung, akupun ikut melambung. Duh indahnya cinta. Jika mereka gagal, akupun ikut berurai air mata.
            Masih dalam bentuk yang sama, aku banyak membantu insan-insan bisnis yang menjalin relasi untuk mengembangkan usahanya. Negosiasi, presentasi, diskusi bahkan debat kecil acapkali kusimak secara dalam. Keberhasilan bisnis adalah salah satu kebahagiaan bagi insan-insan  tersebut dan itu juga menjadi kebahagiaanku. Jika mereka gagal, akupun menyimak kegagalan itu dan tentu saja aku ikut berduka.
            Da;am bentuk sedang hingga besar, akupun banyak terlibat dengan polah tingkah anak manusia di bumi ini. Aku sering geli melihat tingkah para penjual obat , motivator, ustadh, rohaniwan lainnya dan beribu profesi lain yang dengan gagah perkasa meyakinkan para audiens-nya untuk menyepakati pendapat mereka. Penjual obat tentu saja sukses jika banyak didatangi calon pasien dan laris manis obatnya. Para motivator tentu saja sukses jika undangan motivasi dari seantero negri atau bumi berdatangan pada mereka. Ustadh dan rohaniwan lainnya juga sukses jika undangan dakwah dari berbagai penjuru bumi berdatangan pada dirinya. Dengan setia aku membantu mereka semua, namun disaat yang sama aku justru sering iba dan berurai air mata ketika diriku tersandera dengan segudang tanya : Hanya itukah kesuksesan yang ditargetkan ?
            Berapa banyak penjual obat yang merasa sukses jika pasiennya pulih kembali, sehat wal afiat, beraktivitas dan berkarya seperti sedia kala ?  Berapa banyak motivator yang merasa sukses jika audiens-nya berhasil mengimplementasikan jurus-jurus yang disampaikannya  ?  Berapa banyak para ustadh dan rohaniwan lainnya yang merasa sukses jika umat yang dijadikan ajang dakwahnya berbuat baik, ber-akhlaqul karimah, menebar kasih sayang dan kedamaian pada sesama ?  
            Ketika aku digunakan untuk mengumumkan berita duka, aku rasanya ingin menghibur dan merangkul para pihak yng berduka. Berita kematian misalnya, diumumkan melalui diriku dengan lantangnya. Biasanya tangisan dan ratapan dari  keluarga yang ditinggalkan membuatku makin prihatin dan duka. Jika pihak keluarga yang ditinggalkan berdoa penuh ketegaran dan keikhlasan akupun ikut bangga. Sesungguhnya semuanya hanyalah fana termasuk keberadaan diriku yang sengaja dibuat untuk tak tahan lama.
            Kali ini aku benar-benar ingin curhat pada kalian semua, aku sedih, hatiku seperti diiris-iris. Jiwaku melayang terombang ambing, jati diriku seolah tak ada harga. Ketika hari yang fitri ini ternodai oleh nafsu iblis dan aku dijadikan kambing hitamnya. Semua itu gara-gara Speaker katanya.
Kusampaikan sekali lagi aku SPEAKER , bukanlah si kambing hitam
Aku SPEAKER ingin mengeraskan suara kebaikan, suara kepercayaan, suara kebenaran, suara kedamaian, suara pemberdayaan  dan beribu kebajikan lainnya buat umat manusia di bumi ini.
Ssssstttttttt…………………. Umi bangun , jadi sahur kan, insyaAllah senin ini jadi mulai puasa sunah syawal…..suara putriku mengetuk pintu kamar  ( Astaghfirullah, mengapa saya sampai mimpi sang SPEAKER  :D  )
Batoh, 20 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar