Katakanlah :
”Sesunguhnya
shalatku
Ibadahku
Hidupku
Dan matiku
Hanya untuk
Allah,
Tuhan semesta
alam ”
(QS, 6:162)
Perjalanan mencari hikmah di
tandusnya savana kehidupan senantiasa
terobati , jika menyimak perilaku jernih anak manusia. Salah satu perilaku
jernih anak manusia tersebut adalah
perilaku seorang ”Boim” sebut saja demikian. Pak Boim , penjual kue sederhana itu tiap tahun
menghitung dengan teliti berapa zakat mal yang harus ia keluarkan tahun ini.
”...Bu, Alhamdulillah omzet penjualan kue kita meningkat 100 % dibanding tahun
lalu” begitu kata-kata yang meluncur dari mulutnya pada sang istri sebagai
ekspresi rasa syukur yang luar biasa. ” Ya pak, Alhamdulillah jadi zakat kita
banyak ya pak...kita tahun ini Alhamdulillah dapat membantu saudara dan
tetangga kita yang kurang mampu lebih banyak dibanding tahun lalu ”
demikian respon istrinya. Pak Boim ,
penjual kue skala kecil namun memiliki
kesadaran skala besar bahwa zakat sebuah kewajiban bagi kaum muslimin dan
muslimat . Pak Boim hanya menekan tombol kalkulator berdasar pengetahuan
awamnya tentang zakat. Yah...2,5 % dari penghasilanku selama setahun. Ditambah
infaq & shodaqoh yang sudah rutin ia keluarkan, bisa jadi angka tersebut
mencapai 10 hingga 20 % dari total penghasilannya.
Bagi sosok manusia sepertinya,
implementasi ayat Allah swt dalam Al Qur’an yang artinya :
”Janganlah kamu
menyembah selain Allah,
dan berbuat
baiklah pada ibu bapak,
kaum kerabat,
anak-anak yatim
dan orang-orang miskin,
serta ucapkanlah
kata-kata yang baik pada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat ”
(QS, 2:83)
Adalah sebuah
kewajiban yang ia tunaikan dengan keikhlasan. Boim mampu berpikir Zero Base Approach , sehingga dengan
tawadhuk ia katakan kepada istrinya : ”..Bu,
kita ini nol, gak punya apa-apa, segala yang kita miliki ini adalah titipan
Allah Swt. Semakin banyak harta yang
dipercayakan kepada kita untuk mengurusnya, maka semakin berat amanah yang kita
pikul dan semakin berat tanggung jawab kita” Demikian kata-kata Boim dihadapan istri dan
anak -anaknya
Kata-kata bijak dari sosok sederhana
seperti Boim, tak ubahnya seperti kata yang meluncur dari sosok ”doktor kehidupan” yang lulus dengan predikat ”summa
cumlaude” setelah mengarungi perjalanan pembelajaran di universitas hidup yang
jumlah SKS nya nyaris tak terhingga. Kata-kata
dari sosok sederhana ini mengingatkan
saya pada apa yang ditulis Deprez &
Tisen (dalam A Riawan Amin, 2004) :
Saya
berkeliling dan bertanya, Apakah Zero sebuah angka? Seseorang menjawab : ya,
zero adalah sebuah angka. Jika zero adalah angka, sela saya, maka anda dapat
melakukan segalanya. Mari kita lihat perhitungan ini :
9 x 0 = 0 maka 9 = 0/0 benar? Jika anda katakan zero itu
angka maka 0/0 = 1. Jadi 9 = 0/0 = 1 dan
9 =1. Kemudian dia menjawab , ” Ah, zero bukan angka. Ini tidak mungkin. 0/0 =
1 adalah tidak mungkin.” Ok tidak mungkin tidak apa-apa. Lalu bagaimana dengan
9 x 0 = 0. Ini berarti 9 = 0/0 dan
10.000 x 0 = 0, Maka 10.000 = 0/0 . maka berarti 0/0 = 10.000 dan 0/0 = 9 Jadi
9 = 10.000 ? ........................Jika anda menjaga cara pandang zero, anda
akan dapat melakukan segalanya”.
Cara
pandang pak Boim adalah cara pandang Zero
Base yang membuatnya mengembangkan beberapa hal :
- Sikap melihat dengan jernih dan bersih
- Memulai pada titik nol sehingga tanggapan indra menjadi jernih dan segala sesuatu menjadi mungkin
- memandang secara bersih dapat diartikan kosong. Kosong dari hal yang ”tidak bersih” atau ”hal yang bersih”, membuat orang berpandangan Zero base berusaha memenuhi diri dengan nilai-nilai Illahiah yang bermakna
- Jauh dari kecintaan dunia yang dapat membuatnya buta, ia tetap rendah hati berapapun yang diamanahkan Allah swt kepadanya
- Bebas dari prasangka (jika berprasangka buruk berakibat pesimis, berprasangka baik bisa jadi terlalu optimis) , ia lebih obyektif dalam berpikir
- Berakar ke masa depan dan pemaaf (sekalipun ada kawan, sahabat atau bahkan keluarga yang salah namun apabila bertaubat maka ia dapat memandang orang tsb dari titik nol kembali ...beri kesempatan padanya untuk taubat dan memupuk kembali sisi cahaya dirinya)
- InsyaAllah sosok Zero Base akan menjadi sosok yang percaya diri, kaya (hati) dan orientasi ke masa depan
Sosok kaya hati
akan jauh lebih berkah daripada hanya sekedar kaya harta. Sosok kaya hati akan
senantiasa merasa kaya , tak peduli tebal atau tipis isi dompetnya. Sosok kaya
hati akan senantiasa merasa kaya tak peduli ”Sukarno-Hatta” atau hanya sekedar ”Patimura”
yang berbaris di dompetnya. Kaya hati adalah perasaan kaya tanpa syarat. Kaya
hati akan menjadi daya dorong seseorang untuk terus berbagi pada sesama manusia
bahkan pada seisi alam semesta. Kaya hati itu seperti lumernya pelembab yang
akan melumerkan kulit pemakainya.
Zakat akan dapat ditunaikan dengan ikhlas apabila
kita meletakkan konsep Zero base ini dalam pikir, rasa maupun perilaku. Kita
dengan penuh kesadaran akan jujur pada Allah Swt untuk menghitung dengan benar berapa zakat
kita sebenarnya. Dalam melaksanakan Zakat kita punya ”NPWP” Allah swt yang akan
menghitung dengan akurat melalui sebuah program
super komputer yang canggih. Kita menyadarinya sehingga kita terbuka dan jujur apa adanya.
Bahkan dengan keihlasan pula, kita akan berikan infaq, shadaqah yang tentunya amat diperlukan bagi yang berhak. Zakat
ternyata merupakan implementasi beberapa kebajikan sekaligus yaitu : Cinta
& kemanusiaan, keadilan &
spiritualitas. Kebajikan berpengaruh
erat dalam terwujudnya kebahagiaan diri sejati secara hakiki untuk saat ini
maupun masa yang akan datang. Adapun
hal-hal yang bendawi dan hedonis ternyata hanyalah pelengkap kebahagiaan jangka
pendek. Kebahagiaan hakiki ibarat kesegaran
juice yang mengguyur dahaga pengelana ramadhan ketika berbuka. Kebahagiaan
bendawi ibarat segelas minuman bersoda yang menyegarkan sesaat namun diam-diam
menggerogoti kesehatan ginjal. Bayarkan
Zakat, Infaq & Shadaqah niscaya jiwa dan raga kita akan suci, menorehkan
warna bahagia jiwa dan raga dan insyaAllah menorehkan warna bahagia dalam jiwa
dan raga umat manusia. Zakat (ZIS) membangiun
jiwa, zakat membangun keluarga, zakat membangun agama, bangsa & negara. Wabillahi fi sabilil haq,
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar