salam

selamat datang ke blog saya , tulisan-tulisan kecil seputar manusia dalam dunia kerja , pendidikan dan keluarga dapat anda ikuti di blog ini. semoga bermanfaat buat para pembaca

Sabtu, 04 Juli 2015

ZAKAT HARTA, SUCI JIWA






Katakanlah :
”Sesunguhnya shalatku
Ibadahku
Hidupku
Dan matiku
Hanya untuk Allah,
Tuhan semesta alam 
(QS, 6:162)

            Perjalanan mencari hikmah di tandusnya savana  kehidupan senantiasa terobati , jika menyimak perilaku jernih anak manusia. Salah satu perilaku jernih anak manusia  tersebut adalah perilaku seorang ”Boim” sebut saja demikian. Pak  Boim , penjual kue sederhana itu tiap tahun menghitung dengan teliti berapa zakat mal yang harus ia keluarkan tahun ini. ”...Bu, Alhamdulillah omzet penjualan kue kita meningkat 100 % dibanding tahun lalu” begitu kata-kata yang meluncur dari mulutnya pada sang istri sebagai ekspresi rasa syukur yang luar biasa. ” Ya pak, Alhamdulillah jadi zakat kita banyak ya pak...kita tahun ini Alhamdulillah dapat membantu saudara dan tetangga kita yang kurang mampu lebih banyak dibanding tahun lalu ” demikian  respon istrinya. Pak Boim , penjual kue skala kecil  namun memiliki kesadaran skala besar  bahwa zakat  sebuah kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat . Pak Boim hanya menekan tombol kalkulator berdasar pengetahuan awamnya tentang zakat. Yah...2,5 % dari penghasilanku selama setahun. Ditambah infaq & shodaqoh yang sudah rutin ia keluarkan, bisa jadi angka tersebut mencapai 10 hingga 20 % dari total penghasilannya.

 
            Bagi sosok manusia sepertinya, implementasi  ayat Allah swt dalam                 Al Qur’an yang artinya :
”Janganlah kamu menyembah selain Allah,
dan berbuat baiklah pada ibu bapak, 
kaum kerabat,
anak-anak yatim dan orang-orang miskin,
serta ucapkanlah kata-kata yang baik  pada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat ”
(QS, 2:83)
Adalah sebuah kewajiban yang ia tunaikan dengan keikhlasan. Boim mampu berpikir Zero Base Approach , sehingga dengan tawadhuk ia katakan kepada istrinya : ”..Bu, kita ini nol, gak punya apa-apa, segala yang kita miliki ini adalah titipan Allah Swt.  Semakin banyak harta yang dipercayakan kepada kita untuk mengurusnya, maka semakin berat amanah yang kita pikul dan semakin berat tanggung jawab kita”  Demikian kata-kata Boim dihadapan istri dan anak -anaknya
            Kata-kata bijak dari sosok sederhana seperti Boim, tak ubahnya seperti kata yang meluncur dari sosok  ”doktor kehidupan” yang lulus dengan predikat ”summa cumlaude” setelah mengarungi perjalanan pembelajaran di universitas hidup yang jumlah SKS nya nyaris tak terhingga.  Kata-kata dari sosok sederhana ini  mengingatkan saya pada  apa yang ditulis Deprez & Tisen (dalam A Riawan Amin, 2004) :
            Saya berkeliling dan bertanya, Apakah Zero sebuah angka? Seseorang menjawab : ya, zero adalah sebuah angka. Jika zero adalah angka, sela saya, maka anda dapat melakukan segalanya. Mari kita lihat perhitungan ini :
9 x 0 = 0 maka 9 = 0/0 benar? Jika anda katakan zero itu angka maka 0/0 = 1. Jadi 9 = 0/0 = 1  dan 9 =1. Kemudian dia menjawab , ” Ah, zero bukan angka. Ini tidak mungkin. 0/0 = 1 adalah tidak mungkin.” Ok tidak mungkin tidak apa-apa. Lalu bagaimana dengan 9 x 0 = 0. Ini berarti 9 = 0/0  dan 10.000 x 0 = 0, Maka 10.000 = 0/0 . maka berarti 0/0 = 10.000 dan 0/0 = 9 Jadi 9 = 10.000 ? ........................Jika anda menjaga cara pandang zero, anda akan dapat melakukan segalanya”.
            Cara pandang pak Boim adalah cara pandang Zero Base yang membuatnya mengembangkan beberapa hal :
  1. Sikap melihat dengan jernih dan bersih
  2. Memulai pada titik nol sehingga tanggapan indra menjadi jernih dan segala sesuatu menjadi mungkin
  3. memandang secara bersih dapat diartikan kosong. Kosong dari hal yang ”tidak bersih” atau ”hal yang bersih”, membuat orang berpandangan Zero base berusaha memenuhi diri dengan nilai-nilai Illahiah yang bermakna
  4. Jauh dari kecintaan dunia yang dapat membuatnya buta, ia tetap rendah hati  berapapun yang diamanahkan Allah swt kepadanya
  5. Bebas dari prasangka (jika berprasangka buruk berakibat pesimis, berprasangka baik bisa jadi terlalu optimis) , ia lebih obyektif dalam berpikir
  6. Berakar ke masa depan dan pemaaf (sekalipun ada kawan, sahabat atau bahkan keluarga yang salah namun apabila bertaubat maka ia dapat memandang orang tsb dari titik nol kembali ...beri kesempatan padanya untuk taubat dan memupuk kembali sisi cahaya dirinya)
  7. InsyaAllah sosok Zero Base akan menjadi sosok yang percaya diri, kaya (hati) dan orientasi ke masa depan
Sosok kaya hati akan jauh lebih berkah daripada hanya sekedar kaya harta. Sosok kaya hati akan senantiasa merasa kaya , tak peduli tebal atau tipis isi dompetnya. Sosok kaya hati akan senantiasa merasa kaya tak peduli ”Sukarno-Hatta” atau hanya sekedar ”Patimura” yang berbaris di dompetnya. Kaya hati adalah perasaan kaya tanpa syarat. Kaya hati akan menjadi daya dorong seseorang untuk terus berbagi pada sesama manusia bahkan pada seisi alam semesta. Kaya hati itu seperti lumernya pelembab yang akan melumerkan kulit pemakainya.  

            Zakat  akan dapat ditunaikan dengan ikhlas apabila kita meletakkan konsep Zero base ini dalam pikir, rasa maupun perilaku. Kita dengan penuh kesadaran akan jujur pada Allah Swt  untuk menghitung dengan benar berapa zakat kita sebenarnya. Dalam melaksanakan Zakat kita punya ”NPWP” Allah swt yang akan menghitung dengan akurat melalui sebuah program  super komputer yang canggih. Kita menyadarinya  sehingga kita terbuka dan jujur apa adanya. Bahkan dengan keihlasan pula, kita akan berikan infaq, shadaqah yang  tentunya amat diperlukan bagi yang berhak. Zakat ternyata merupakan implementasi beberapa kebajikan sekaligus yaitu : Cinta & kemanusiaan, keadilan  & spiritualitas. Kebajikan  berpengaruh erat dalam terwujudnya kebahagiaan diri sejati secara hakiki untuk saat ini maupun masa yang akan datang.  Adapun hal-hal yang bendawi dan hedonis ternyata hanyalah pelengkap kebahagiaan jangka pendek.  Kebahagiaan hakiki ibarat kesegaran juice yang mengguyur dahaga pengelana ramadhan ketika berbuka. Kebahagiaan bendawi ibarat segelas minuman bersoda yang menyegarkan sesaat namun diam-diam menggerogoti kesehatan ginjal.  Bayarkan Zakat, Infaq & Shadaqah niscaya jiwa dan raga kita akan suci, menorehkan warna bahagia jiwa dan raga dan insyaAllah menorehkan warna bahagia dalam jiwa dan raga umat manusia. Zakat  (ZIS) membangiun jiwa, zakat membangun keluarga, zakat membangun agama,  bangsa & negara. Wabillahi fi sabilil haq, Wassalam

           

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar