salam

selamat datang ke blog saya , tulisan-tulisan kecil seputar manusia dalam dunia kerja , pendidikan dan keluarga dapat anda ikuti di blog ini. semoga bermanfaat buat para pembaca

Jumat, 01 Juni 2012

TETTY


(Fiksi  - Cerita Pendek)
1. Nina (gadis kecil di kampung Tamblasari)
Setiap kali kukayuh sepeda miniku di depan rumahnya, aku selalu saja mengurangi kecepatan dan mengayuh pelan-pelan. Kadang aku sengaja berhenti sejenak untukmengamati rumah kayu bercat hijau itu. Entah mengapa sejak ibuku bercerita tentang sosok “mbak tety” aku jadi pingin tahu banyak tentang mbak tety dan penghuni rumah itu.
“nak, mau beli es ya ? ” sapa  bu Leha , orang tua mbak Tety
“endak bu, saya cuma ngadem aja kog” jawabku
Kalimat itu yang sering digunakan oleh bu Leha untuk menyapaku , kalau aku berlama-lema di depan rumahnya. Dan itu terlontar dari mulut bu leha yang suka “nyusur tembakau” karena bu leha memang jualan berbagai macam es mulai es batu, es mambo aneka rasa.
Di kampung Tamblasari tempatku tinggal, mbak Tety memang seperti selebritis. Pakaiannya wah dengan dandanan keren, konon pula mbak tety sering berkacamata rayban merek terkenal.mbak tety punya rumah mewah di kawasan mahal. Namun tetap saja setiap minggu  ia pulang ke rumah ibunya walau hanya sebentar. Ini belum lagi kisah  sopir yang antar jemput mbak  Tety selalu saja naik mobil-mobil merek terkenal, dan yang gak mungkin orang bisa lupa terhadap sosok mbak tety adalah parfumnya yang khas berbau vanila dan perilakunya yang murah hati terhadap penduduk kampung.
” Idul Adha kali ini kampung kita dapat 1 ekor sapi dari nak tety” begitulah pak lurah bahagia dan bangga dengan sumbangan sapi buat warga kampung Tamblasari yang 95 persen fakir miskin.
“Nina……nina…..nina, ayo pulang sudah mau bedug maghrib” , hafal banget aku dengan suara ibuku yang selalu stabil dengan volume nyaringnya jika maghrib tiba. Dan seperti hari-hari biasa, aku pulang dan menyimpan sepeda mini butut kesayanganku, mandi, wudhu, shalat maghrib, tadarus dan belajar. Malamnya aku tidur dan seringkali aku mimpi jadi perempuan cantik dan kaya seperti mbak Tety.
2. Tety (gadis cantik dari kampung Tamblasari)
Namaku Tety, aku lahir dari rahim Joleha, perempuan kampung asli Tamblasari. Kini aku 21 tahun, sejak tamat SMA aku tak lagi tinggal di rumah ibuku. Aku bertemu dengan Bapak dan Ibu Supra di sebuah minimarket, ketika aku bersama temanku membeli alat tulis. Mereka menyapaku dengan ramah dan memberiku kartu nama, aku diminta datang ke rumah atau kantornya jika aku membutuhkan bantuan. Pulangnya aku cerita sama emak tentang peristiwa itu,
“duh gusti, kamu untung nduk cah ayu….ya wis lah kerja saja” begitulah reaksi emak terhadap ceritaku. Aku ingat kejadian itu adalah seminggu menjelang ujian, dan dengan hati berbunga sambil membawa ijazah aku beranikan diri ke rumah Bapak dan iBu Supra, saat itu aku genap 17 tahun. Sebelum bekerja aku harus menjalani cek medis lengkap atas biaya keluarga itu dan aku dinyatakan lulus.
Aku bekerja pada keluarga itu, tugasku menjadi asisten pribadi Bapak dan Ibu Supra. Aku dibelikan sebuah rumah mewah di Riverside City lengkap dengan perabotannya. Aku diikutkan kursus privat untuk table manner, bahasa Inggris, wiraga (olah tubuh), komunikasi dan banyak lagi. jelasnya aku lahir menjadi sosok  Anggaeni Nurtetty  yang baru. Di rumahku juga dibantu 1 asisten, 1 sopir  dan  1 ekor kucing Angora yang cantik yang kuberi nama “Lohan”. Ada satu syarat yang harus kupenuhi yaitu tidak boleh ada seorangpun keluargaku yang datang  ke rumahku.
Setiap hari aku harus minum ramuan tertentu dan makan makanan bergizi, aku juga diharuskan check up rutin sebulan sekali. Pekerjaanku sehari-hari layaknya seorang asisten pribadi yaitu menyiapkan keperluan majikanku seperti notebook, obat-obatan, bekal makanan, reservasi ticket pesawat, reservasi hotel dan sebagainya. Jangan ditanya berapa gajiku ? karena gajiku cukup tinggi layaknya gaji seorang manajer.
” Pa, bulan depan Tetty 21 tahun dan itu berarti ia sudah memenuhi kriteria untuk melakukan donasi pertamanya”  Ibu Supra berkata pada suaminya
“Iya ma, benar  27 Mei  2012 adalah ulang tahunnya yang ke 21, aku akan segera mengontak dokter John tentang hal ini” jawab pak Supra
Saat itu aku berada di balik pintu, dan dialog itu membuatku shock serasa disambar petir di siang bolong. Istilah donasi membuat tulang belulangku luluh lantak seperti dilumat mesin giling saja. Berdiri gemetar kemudian jatuh lunglai di tanah serta kuraba mata dan pipiku yang basah oleh tumpahan air mata. Aku “Anggraini Nurtetty” siap dikorbankan……….. Tiba-tiba aku teringat sapi-sapi yang selama 3 tahun selalu kuantar ke pak Lurah waktu Idul  Adha.
“Duh Gusti….apa iya aku mau didonasikan benar seperti perjanjian yang kutandatangani 4 tahun lalu, lindungi aku Ya Allah Rabbul Izzati” lantun doa yang tak pernah putus kudendangkan pada sang maha segala maha.
3. Donasi 1 (27  Mei i 2012)
Happy birthday to you…… tulisan bunga mawar terhampar di halaman rumah.
“Sri….siapa Sri yang ngasi bunga mawar itu” tanyaku pada Sri asisten rumah tangga di rumah”ku”
“anu mbak tetty, itu lho  dari mas Riko pegawai bapak yang baru, katanya salam manis buat mbak Tetty” jawab Sri
Riko….yah laki-laki itu selalu saja mencuri pandang setiap aku lewat, namun sesuai dengan perjanjian dengan keluarga Supra, aku dilarang menjalin hubungan emosional dengan siapapun pria  selama bekerja disitu. Dan bagiku Riko hanyalah semilir angin sejuk di tubuhku yang panas oleh vonis donasi.
“Tetty….maaf kami berdua harus menyampaikan tentang klalusul perjanjian yang telah kau tandatangani” ungkap Bapak dan Ibu Supra
“Iya pak , bu…saya paham” jawabku
Malam itu….malam ulang tahun ke 21 yang mestinya dirayakan dengan sukacita, aku lewatkan di meja operasi dengan mendonorkan  satu ginjalku pada entah siapa.
Tetty cantik….kini pucat pasi……..dibantu obat, vitamin dan sebaginya….Tetty tetap “sehat” untuk selanjutnya mendonasikan organnya satu per satu hingga harus “mati” di usia genap 25
4. Nina (gadis cilik kampung Tamblasari)
“duh kenapa ya mbak tetty jadi berwajah sedih begitu” tanyanya dalam hati
aku gak habis pikir, minggu kemarin ketika pulang mbak tetty wajahnya sedikit pucat dan sedih………..mbak , tetap cantik dan semangat dong. ” Ya Allah, meski aku nggak pernah ngomong dan nggak kenal langsung sama mbak Tetty…tapi boleh kan aku berdoa , berikan kesehatan, panjang umur, cantik, sehat dan rejeki buat mbak Tetty yang cantik yang telah banyak berbuat baik untuk seisi kampung ini” amiin ya rabbal alamin
(Diilhami  film  ” Never let me go”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar